Pengamat: Iklan Sembako Kurang Elok

Selasa - Iklan politik calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dianggap kurang elok. Walau maksudnya membantu rakyat akibat krisis ekonomi dengan membagikan sembako, tapi itu hanya untuk kepentingan politik Pemilu 2009.

"Iklan politik sembako kurang elok, karena hanya memanfaatkan keperluan
politik semata, padahal pada saat ini yang dibutuhkan adalah kerjasama bagaimana mencari solusi dalam mengatasi krisis ekonomi global," kata pengamat sosial dan politik FISIP-UI Kastorius Sinaga yang dihubungi wartawan di Jakarta, Selasa (25/11/2008).

Seperti diketahui, iklan politik Megawati dan partainya itu dimuat di sejumlah koran dan media elektronik belakangan ini. Dalam iklan itu, Megawati dan PDIP menjanjikan program 100 hari pertama adalah memperjuangkan sembako murah.

Kastorius berpendapat, sebaiknya para pimpinan parpol tidak hanya melihat pada kepentingan politik sesaat, khususnya menjelang Pemilu 2009 saja. Tapi memperhatikan juga situasi yang berkembang saat ini dengan mencari solusi bersama menghadapi krisis ekonomi global guna menghindari dampak buruknya pada rakyat.

"Sebaiknya mereka duduk bersama, untuk mencari konsep yang terbaik dalam menghadapi krisis ekonomi global tersebut agar tidak merugikan masyarakat Indonesia, khususnya rakyat miskin," jelasnya.

Sebelumnya Menkominfo Muhammad Nuh di Nusa Dua, Bali, Senin 24 November kemarin meminta agar media massa tetap menjaga netralitasnya dan tidak berpihak dalam masa kampanye pemilu 2009. Alasannya, media massa saat ini menjadi alat yang paling efektif bagi parpol apalagi menjelang kampanye nanti.

Sementara Ketua MPR Hidayat Nurwahid menilai, rakyat Indonesia saat ini semakin cerdas dalam menilai berbagai iklan politik sejumlah tokoh dan parpol di media massa. Justru masyarakat akan menilai dan menagih janji-janji politik dalam iklan itu kepada parpol dan tokoh capres yang ada.

"Percayalah masyarakat tidak akan memilih orang-orang itu jika faktanya tidak sesuai dengan isi iklan. Itu justru merugikan mereka sendiri yang telah mengeluarkan ratusan juta rupiah untuk beriklan," kata dia.(zal/irw)

Diambil dari detikcom

Tidak ada komentar: