Agus Condro, Kisah Padepokan dan Nge-Blog


(Foto: Andi S/ detikcom)
Jakarta - Tangan kiri Agus Condro tidak henti-hentinya mengepalkan tangan. Nampak cincin akik melingkar di jari manisnya menegaskan ketegasan dan watak empunya. Tanpa henti, matanya dengan tajam menatap lekat mahasiswa yang memberikan award untuk kedua kali kepadanya.

"Penghargaan ini bukan sebuah prestasi. Tapi memberikan keyakinan bahwa apa yang saya perjuangkan adalah benar," ujar Agus di Galeri Cafe TIM, Jakarta, Selasa (16/9/2008).

Seusai kembali menjadi rakyat biasa, dia mengaku akan banyak waktu menghabiskan waktu bersama keluarganya di kampung halaman. Bahkan dia akan fokus mengelola padepokannya yang memiliki lebih dari 1.500 judul buku.

"Banyak generasi muda dari pantura seperti Pekalongan, Bantul dan Pemalang yang menjadi teman diskusi. Mereka merupakan calon generasi penerus," tuturnya seraya sesekali menghisap rokok filter.

Meski sesekali juga ke Jakarta, tetapi dia merasa sudah kehilangan pos karena tidak lagi menjadi anggota DPR. Tapi itu bukan lagi masalah. Dia bersama rekan-rekannya kini meluncurkan website pribadi dengan nama www.aguscondro.com. Mengambil tag line 'Mari Mulai Dari Diri Sendiri' ia berharap situs tersebut dapat menjembatani pemikiran antar generasi, termasuk masukan, kritik dan saran lewat dunia maya bagi demokrasi.

"Teknisnya nanti asisten saya yang akan meng-upload pemikiran-pemikiran saya. Kalau nulis di komputer saya masih bisa tapi kalau harus upload ke internet, saya tidak bisa. Saya gaptek," tuturnya jujur.

Kini Agus berjalan tanpa beban. Bak rakyat biasa, dia hanya mengenakan baju hem tanpa label. Bicaranyapun ceplas-ceplos dengan logat Jawa yang kental. Meski demikian, dunia politikpun akan tetap menjadi melodrama hidupnya.

"Saya akan terus berjuang lewat politik. Dengan kasus ini, saya mengakhiri masa keanggotaan DPR dengan perasaan plong," tandasnya lega.(asp/gah)

Diambil dari detikcom, blog Agus Tjondro (gak penting, sih, tapi buat info aja) http://www.aguscondro.com/

Tidak ada komentar: