Pencalegan Penuh Nepotisme, PDIP Gonjang-ganjing


Jakarta - Sejumlah kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kabarnya banyak yang kecewa karena proses pencalegan penuh nepotisme. Sebab anak, istri, dan famili para elit PDIP yang diprioritaskan duduk di daftar caleg nomor urut jadi. Akibatnya banyak kader partai yang sejak lama berjuang tergeser atau tercoret dari daftar. Sumber detikcom di PDIP menyebutkan, elit DPP PDIP yang menitipkan anaknya di nomor urut jadi antara lain, Adang Ruchiyatna, Jacob Nuwa Wea, Theo Syafi'i, Sutjipto, Agnita Singadikane, Mangara Siahaan, dan Alexander Litaay. Selebihnya para pengurus DPP memasukkan istri atau keponakan untuk duduk di daftar nomor urut atas caleg dari PDIP. "Kader yang sakit hati ini mengancam memboikot pilihan partai dalam pilpres mendatang," jelas sumber tersebut. Sementara itu, Beathor Suryadi, caleg PDIP, mengatakan, kekecewaan itu cukup beralasan. Sebab dalam penetapan caleg di setiap dapil tidak ada uji kompetensi. "Seharusnya ada debat kualitas untuk menentukan caleg yang akan duduk di nomor urut atas. Sehingga ada ruang kesempatan bagi seluruh kader," jelas caleg yang akan bersaing dengan Taufiq Kiemas di dapil Jawa Barat 2. Tapi persoalannya, kata Beathor, di setiap dapil dibutuhkan caleg yang punya uang untuk menggerakkan mesin partai. Sehingga anak-anak pengurus DPP atau keluarganya dilibatkan. "Kalau di satu dapil hanya berisi aktivis semua, tanpa ada yang memiliki uang, mesin politik tidak akan jalan," pungkas Beathor.(ddg/iy)

Tidak ada komentar: